Kamis, 21 Juli 2011

Sikap adalah Segalanya - Kaca Setengah Penuh atau Kosong


Ini Semua Mulai Dengan Keyakinan Anda

Saya tidak peduli berapa kali Anda mencoba mengubah sikap Anda. Saya tidak peduli berapa banyak afirmasi positif Anda ingin kata-kata kasar, kecuali keyakinan Anda memberdayakan, Anda tidak akan pernah mengembangkan sikap bisa-melakukan.

Anda mungkin secara sadar ingin memiliki sikap bahwa gelas setengah penuh, tetapi selama Anda mempertahankan keyakinan sub-sadar Anda tidak pernah bisa menang - kaca akan menjadi setengah kosong.

Keyakinan Anda diserahkan ke Anda sebelum Anda berusia delapan. Pengasuh kami dan anggota keluarga lain, guru, pemimpin gereja dan rekan-rekan dibumbui kita dengan keyakinan mereka yang mendapat diprogram ke dalam sub-sadar kita tidak sadar oleh kami.

Seperti kita usia, keyakinan ini beroperasi di bawah permukaan kesadaran kita dan akan torpedo setiap penegasan atau sikap yang mungkin Anda miliki yang tidak selaras dengan sub-sadar keyakinan Anda. Untuk memiliki sikap pemenang, Anda harus memiliki keyakinan menang.

Sikap Anda adalah Segalanya - Tanda-tanda Sikap Negatif

Underlaid dengan Keyakinan Negatif

Berikut adalah beberapa tanda-tanda sikap yang negatif dan / atau keyakinan negatif yang mendasari:

* Saya tidak pernah menang
* Saya tidak cukup baik
* Orang kaya semakin kaya - dan saya mendapatkan miskin
* Ini semua kesalahan mereka
* Jika demikian sehingga tidak robek aku yang baru aku akan dalam posisi lebih baik
* Mereka mempromosikan Joe dan dia tidak setengah baik seperti aku
* Hidup tidak adil
* Mengapa pria mendapatkan gaji lebih baik daripada wanita
* Aku hanya tidak beruntung

Mengapa Sikap Anda adalah Segalanya ?

Sikap adalah Segalanya - menentukan nada hari Anda - dan akan menetapkan kaki Anda pada jalan apapun yang Anda inginkan bila dikombinasikan dengan keyakinan kuat.
Keyakinan Anda memberdayakan sikap Anda - dan sikap Anda menjadi seperti kemudi kapal Anda.Ketika selaras dengan angin dalam berlayar Anda - Anda dapat pergi ke mana saja yang Anda inginkan.
Ada sebuah puisi lama yang berlaku sempurna untuk skenario ini, ditulis oleh Ella Wheeler Wilcox
"Para Angin Takdir" 
Satu kapal drive timur dan barat lainnya drive 
Dengan angin pukulan yang raya. 
'Tis set layar, 
Dan Bukan angin kencang, 
Yang memberitahu kita cara untuk pergi. 
Seperti angin laut adalah cara nasib; 
Seperti yang kita perjalanan sepanjang melalui kehidupan, 
'Tis set jiwa 
Yang menentukan tujuannya, 
Dan bukan tenang atau perselisihan.




Budi Pekerti

Secara umum Budi Pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini.

Ini adalah tuntunan moral yang paling penting untuk orang Jawa tradisional. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.

Pada saat ini dimana  sendi-sendi kehidupan banyak yang goyah karena terjadinya erosi moral,budi pekerti masih relevan dan perlu direvitalisasi.
Budi Pekerti yang mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu : Perbuatan( Pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh Pikiran yang jernih dan baik ( Budi).

Dengan definisi yang teramat gamblang dan sederhana dan tidak muluk-muluk,  kita semua dalam menjalani kehidupan ini semestinya dengan mudah dan arif dapat menerima tuntunan budi pekerti.

Budi pekerti untuk melakukan hal-hal yang patut, baik dan benar.Kalau kita berbudi pekerti, maka jalan kehidupan kita paling tidak tentu selamat, sehingga kita bisa berkiprah menuju ke kesuksesan hidup, kerukunan antar sesama dan berada dalam koridor perilaku yang baik.

Sebaliknya, kalau kita melanggar prinsip-prinsip budi pekerti, maka kita akan mengalami hal-hal yang tidak nyaman, dari yang sifatnya ringan, seperti tidak disenangi/ dihormati orang lain, sampai yang berat seperti : melakukan pelanggaran hukum sehingga bisa dipidana.


Penanaman Budi Pekerti
Esensi Budi Pekerti, secara tradisional mulai ditanamkan sejak masa kanak-kanak, baik dirumah maupun disekolah, kemudian berlanjut dalam kehidupan dimasyarakat.
Dirumah dan keluarga
Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng, dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.


Berperilaku yang baik dalam keluarga amat penting bagi pertumbuhan sikap anak selanjutnya. Dari kecil sudah terbiasa menghormat orang tua atau orang yang lebih tua, misalnya : jalan sedikit membungkuk jika berjalan didepan orang tua dan dengan sopan mengucap : nuwun sewu( permisi), nderek langkung ( perkenankan lewat sini).

Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( 
kromo) atau ngoko ( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena unggah ungguh basa( penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah sopan santun untuk menghormat orang lain.

Bahasa kromo dan ngoko
Pada dasarnya ada dua tingkatan dalam bahasa Jawa,yaitu : 
Kromo, bahasa halus dan ngoko, bahasa biasa. Bahasakromo dipakai untuk menghormat orang tua atau orang yang perlu dihormat, sedangkan ngoko biasanya dipakai antar teman.
Semua kata yang dipakai dalam dua tingkat bahasa tersebut berbeda, contoh :
Bahasa Indonesia : Saya mau pergi.
Kromo                     : 
Kulo bade kesah.
Ngoko                     : 
Aku arep lunga.

Dalam percakapan sehari-hari, orang tua kepada anak memakai 
ngoko, sedang anaknya menggunakan kromo. Dalam pergaulan dipakai pula bahasa campuran yang memakai kata-kata dari kromo dan ngoko dan ini lebih mudah dipelajari dalam praktek dan sulit dipelajari secara teori.

Ora ilok, suatu kearifan
Orang tua zaman dulu sering bilang : 
ora ilok,artinya tidak baik, untuk melarang anaknya.Jadi anak tidak secara langsung dilarang, apalagi dimarahi.Ungkapan tersebut dimaksudkan , agar si anak tidak melakukan perbuatan yang tidak sopan atau mengganggu keharmonisan alam. Misalnya ungkapan : Ora ilok ngglungguhi bantal, mengko wudhunen (Tidak baik menduduki bantal , nanti bisulan). Maksudnya supaya tidak menduduki bantal, karena bantal itu alas kepala. Meludah sembarang tempat atau membuang sampah tidak pada tempatnya, juga dibilang ora ilok, tidak baik. Tempo dulu, orang tua enggan menjelaskan, tetapi sebenarnya itu merupakan kearifan. Lebih baik melarang dengan arif, dari pada dengan cara keras.
Tembang yang bermakna
in_budipekerti




Pada dasarnya, pendidikan informal dirumah, dikalangan keluarga adalah ditujukan kepada harapan terbaik bagi anak asuh. Coba perhatikan ayah atau ibu yang meninabobokkan anak dengan kasih sayang melantunkan tembang untuk menidurkan anak , isinya penuh permohonan kepada Sang Pencipta, seperti tembang : Tak lelo-lelo ledung, mbesuk gede pinter sekolahe, dadi mister, dokter, insinyur. ( Sayang, nanti sudah besar pintar sekolahnya, jadi sarjana hukum, dokter atau insinyur).

Atau doa dan  permohonan yang lain : 
Mbesuk gede, luhur bebudhene,jumuring ing Gusti, angrungkubi nagari ( Bila sudah dewasa terpuji budi pekertinya, mengagungkan Tuhan dan berbakti kepada negara).

Pendidikan tradisional zaman dulu mengandung kesabaran, nerimo ing pandhum, pasrah, ayem tentrem, tansah eling marang Pangeran ( selalu dengan sabar menerima dan mensyukuri pemberian Tuhan, pasrah. Pengertian pasrah adalah tekun berusaha dan menyerahkan keputusan kepada Tuhan.Hati tenang tentram, selalu ingat kepada Tuhan).Perlu digaris bawahi bahwa kepercayaan orang Jawa tradisional kepada Tuhan itu sudah mendarah daging sejak masa kuno, sehingga anak-anak Jawa sejak kecil sudah sering mendengar kata-kata orang tua : 
Kabeh sing neng alam donya iku ana margo kersaning Gusti. ( Semua yang ada didunia ini ada karena kehendak Tuhan).Sehingga bagi orang Jawa tradisional, apapun yang terjadi, akan selalu pasrah dan mengagungkanGusti/Tuhan. Itu sudah menjadi watak bawaan yang mendarah daging.
gambar_6
Biasanya ketika anak mulai berumur lima tahunan, secara naluri mulai diterapkan ajaran unggah-ungguh, sopan santun, etika, menghormati orang tua dan orang lain. Inkulturisasi, penanaman etika ini sangat penting karena menjadi dasar supaya si anak hingga dewasa dapat membawa diri dan diterima dalam pergaulan dimasyarakat, mampu bersosialisasi dan punya budaya malu. Punya sikap mendahulukan kepentingan orang lain, peka dan peduli kepada sekeliling dan lingkungan. Punya kebiasaan hidup rukun dan damai, penuh kasih sayang dan hormat dilingkungan keluarga dan masyarakat. Penanaman sikap sejak dini ini penting karena akan merasuk dalam rasa, sehingga kepekaannya tidak mudah hilang.
Peduli Lingkungan
Pendidikan yang mengarah kepada peduli dan kasih terhadap lingkungan dan alam, juga sudah dimulai sejak usia belia.Anak-anak diberi pengertian untuk tidak bersikap sewenang-wenang kepada binatang dan tanaman dan juga menjaga kebersihan alam, tidak merusak alam.
Anak kecil yang dirumahnya punya binatang peliharaan seperti anjing, kucing, burung, selalu diberitahu oleh orang tuanya untuk merawat nya dengan baik, memberi makan yang teratur, dijaga kebersihannya, kandangnya juga bersih  dan tidak boleh diperlakukan dengan sewenang-wenang dan justru harus dilindungi dan dikasihi.
gambar_7
Tanaman dan pepohonan juga harus dirawat dengan baik, disiram setiap sore, kadang-kadang diberi pupuk, dijaga supaya tumbuh subur dan sehat dan cantik penampilannya ,sehingga enak dipandang.

Tanaman yang dirawat akan membalas kebaikan kita, daunnya, , bunganya, buahnya, kayunya, akarnya, bisa memberi faedah yang berguna.
Bumi tempat kita berpijak, juga harus dilindungi, diurus yang baik, jangan asal saja menggali-gali tanah ,kalau memang tidak ada tujuan yang bermanfaat.Sumber air juga harus dijaga, tidak boleh dikotori.

Prinsipnya, kita harus dengan sadar dan sebaik-baiknya merawat, menggunakan dan mensyukuri semua pemberian alam dan Sang Pencipta.
Pendidikan formal
Selain pendidikan non-formal yang berkembang dan berpengaruh positif, pendidikan formal tentu saja mempunyai peran sangat penting.Anak dididik supaya cerdas dan punya budi pekerti.

Sejak ditaman bermain/
Play group, TK,SD, anak diperkenankan  dan dibiasakan bersosialisasi, ditanamkan etika, sopan santun, kebersihan, rasa kebersamaan, rasa kebersamaan dialam sebagai satu kesatuan kosmos, ditanamkan rasa solidaritas dan kasih sayang demi keselarasan, keseimbangan dan perdamaian.

Tentu juga diajarkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam tradisi dan adat istiadat.
gambar_8
Dimasa penjajahan dulu, sekolah-sekolah pribumi seperti Taman Siswa, menanamkan pendidikan yang penuh dengan semangat juang dan nasionalisme, persatuan dan kesatuan dalam melawan penjajah.


Etika Pergaulan
Sebagai bangsa yang berbudaya, sebaiknya semua pihak menampilkan sikap yang santun dalam pergaulan, membuat orang lain senang, dihargai. Orang itu senang bila dihargai, disapa dengan kata-kata yang baik, termasuk wong cilik, orang ekonomi lemah.Wong cilik akan santun kepada orang yang menghargai mereka. Orang santun, meski derajatnya tinggi, tidak sombong, ini orang yang berbudaya.Orang yang berperilaku baik, berbahasa baik, berbudi baik, selain dihargai orang lain, secara pribadi juga untung, yaitu akan mengalami peningkatan taraf kejiwaannya, mengalami kemajuan batiniah.

Pelajaran dari cerita wayang
Cerita yang bersumber dari pewayangan juga penting untuk pendidikan budi pekerti secara umum.
Bagi orang Jawa tradisional, apa yang dikisahkan dalam wayang adalah merupakan cermin dari kehidupan, oleh karena itu wayang sangat populer di Jawa sampai saat ini.

Pelajaran yang bisa ditarik dari pewayangan adalah , antara lain :
  1. Didunia ini ada baik dan jahat, pada akhirnya yang baik yang menang, tetapi setiap saat yang jahat akan berusaha untuk menggoda lagi.
  2. Ikutilah contoh dari sikap hidup Pandawa, lima satria putra Pandu yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa dan satria-satria yang lain yang mempunyai watak luhur, jujur, sopan. Mereka berjuang demi kebenaran, untuk kesejahteraaan rakyat dan negara. Mereka dengan tekun dan ikhlas mendalami spiritualitas, kebatinan. Mereka menggunakan kemampuan, kesaktiannya untuk tujuan yang mulia. Satria itu orang yang berbudi pekerti, berwatak luhur dan bertanggung jawab.
  3. gambar_9
    Jangan mencontoh sikap para Korawa,seratus orang putra Destarata,yaitu Duryudana dan adik-adiknya beserta kroni-kroninya. Mereka itu tidak jujur, serakah mencari kekayaan materi dan kekuasaan, sikapnya kasar, tidak sopan, culas.Mereka digambarkan sebagai raksasa. Raksasa dalam bahasa Jawa adalah Buto artinya buta, tidak bisa membedakan yang baik dan yang jahat, yang salah dan yang benar.
  4. Dari epoch Ramayana, Prabu Rama, Anoman dan anah buahnya punya watak satria luhur, sebaliknyaRahwanaSarpakenaka adalah raksasa-raksasa yang rakus dan keji, tanpa rasa kemanusiaan.
  5. Penghuni Alam Raya ini tidak hanya manusia, hewan dan mahluk yang kasat mata, tetapi juga ada mahluk-mahluk lain yang biasanya disebut mahluk halus, ada yang baik dan ada yang jahat wataknya.
  6. Ada alam Kadewatan yang dihuni dewa dewi yaitu di Kahyangan. Penguasa Jagat Raya adalah Sang Hyang Wenang yang dalam pelaksanaannya memberi wewenang kepada Batara Guru.
  7. Dalam hidupnya manusia selalu mensyukuri berkah dan anugerah Tuhan, selalu berdoa dan mengagungkan Tuhan, Sang Pencipta.Garis kehidupan manusia sesuai ketentuan yang diketahui dan diizinkan Tuhan.Titah bisa berkomunikasi dengan Sang Penguasa Jagat Raya, Tuhan melalui perantaraan dewa dewi ataupun secara langsung. Ini tentu merupakan anugerah Gusti kepada titahnya yang terpilih, tidak sembarang orang.Pemberitahuan Ilahi juga bisa diterima melalui wahyu secara langsung ataupun lewat mimpi.Dalam cerita wayang, seseorang bisa dikontak oleh utusan Kahyangan setelah bertapa ditempat yang sepi untuk beberapa saat(.Dewa-dewi dalam pengertian lain bisa disebut  Malaikat atau Angels).  
  8. Manusia yang sudah diberi kesempatan untuk menjalani kehidupan dibumi ini oleh Sang Pencipta, tidak layak kalau menyia-nyiakan hidupnya. Dia harus menjadi manusia yang berbudi pekerti, melaksanakan darma anak manusia untuk memayu hayuning bawana . ( Melestarikan bumi dan mempercantik kehidupan dibumi.)               
                                                                            .Legenda –legenda tanah Jawa menggambarkan :
  1. Adanya raja-raja dan penguasa yang adil dan tidak adil;ada yang baik, bijak, tetapi ada juga yang bengis dan kejam.’
  2. Kejujuran dan kelicikan.
  3. Pahlawan dan pengkhianat
  4. Negeri aman, adil makmur dan negeri yang serba semrawut dan kacau.
  5. Kekuasaan untuk rakyat dan penyalahgunaan kekuasaan. 
  6. Masyarakat adil makmur tata tentram kerta raharja adalah suasana kehidupan masyarakat yang didambakan orang Jawa.

Tatakrama dan Tata Susila
Tatakrama dan Tata Susila juga tak terlepas dari budi pekerti. Berlaku sopan, bertatakrama yang meliputi sikap badan, cara duduk, berbicara dll. Misalnya dengan orang tua berbahasa halus/kromo, dengan teman berbahasa ngoko. Bahasa Jawa memang unik, dengan mudah bisa menunjukkan sifat tatakrama seseorang.

Menghormati orang tua, guru, pinisepuh adalah wajib, tetapi tidak berarti yang muda tidak dihormati. Hormat kepada orang lain itu satu keharusan.
Itu kesemuanya termasuk dalam Tata Susila- etika moral, yang juga meliputi :
  1. morality1
    Jujur, tidak menipu, welas asih kepada sesama. Berkelakuan baik tidak melakukan Mo Limo, yaitu : Main/berjudi; madon/ main perempuan atau selingkuh;mabuk karena minuman keras;madat menggunakan narkoba dan maling .Tentu saja tindakan jahat yang lain seperti membunuh, menista, mengakali,memeras, menyuap, melanggar hukum dan berbuat kejam ,harus tidak dilakukan.
  2. Berperilaku baik dengan menghindari perbuatan salah, supaya nama baik tetap terjaga dan supaya tidak kena malu.Terkena malu bagi orang Jawa tradisional adalah kehilangan kehormatan.Ada pepatah Jawa menyatakan : Kehilangan  semua harta milik itu tidak kehilangan apapun; kehilangan nyawa artinya kehilangan separoh hidup kita; tetapi kalau kehilangan kehormatan artinya kehilangan semuanya.
  3. Memelihara kerukunan, bebas dari konflik diantara keluarga, tetangga, kampung, desa, selanjutnya ditingkat negara dan dunia, dimana hubungan harmonis antar manusia teramat penting. Kerusakan dan kekacauan yang timbul didunia ini, yang paling besar adalah dikarenakan oleh sikap manusia’Ingatlah pepatah : Rukun agawe santoso artinya : Rukun membuat kita sehat kuat.
  4. Bersikap sabar, nrimo artinya menerima dengan ikhlas dan sadar jalan kehidupan kita dan tidak perlu iri kepada sukses orang lain Ingin hidup sukses harus berusaha dengan keras dan rajin dan mohon restu Tuhan, hasilnya terserah Tuhan.
  5. Tidak bersikap egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Ada petuah : Sepi ing pamrih, rame ing gawe.artinya bertindak tanpa pamrih dan selalu siap bekerja demi kepentingan  masyarakat dan kesejahteraan umat.Sikap yang demikian ,mudah menimbulkan tindakan ber-gotong royong, baik dalam lingkungan kecil maupun besar.
  6. Gotong Royong adalah kerjasama saling membantu dan hasilnya sama-sama dinikmati. Ini bisa berlaku diskop kecil seperti antar tetangga kampung yang merupakan kebiasaan yang sudah berjalan sejak masa kuno. Yang digotong royongkan antara lain : sama-sama membersihkan jalan desa, memperbaiki pra sarana seperti jalan desa, saluran air, balai desa dsb.Ada juga yang bergotong royong ramai-ramai membangun rumah seorang warga dll. Jadi pada intinya gotong royong adalah kerjasama antar beberapa pihak yang menghasilkan nilai lebih dipelbagai bidang yang dikerjakan bersama tersebut. Dasar gotong royong adalah sukarela dan untuk kepentingan bersama yang meliputi bidang-bidang perawatan, pembangunan, produksi dll.Tiap peserta akan menangani bidang pekerjaan yang merupakan kemahirannya dan itu akan bersinerji dengan ketrampilan peserta lain dan “proyek” akan berjalan lancar.Berdasarkan pengalaman yang sukses dari gotong royong lingkup kecil,  gotong royong bisa dipraktekkan berupa sinerji yang berskala nasional, regional ,bahkan internasional.

Kembali ke Budi Pekerti

Pada saat keprihatinan melanda kehidupan dinegeri tercinta ini dan itu sebab pokoknya adalah kemerosotan moral dan hukum yang sulit ditegakkan , kebenaran diplintir , rasa malu hilang entah kemana, mana yang  baik mana yang buruk dikaburkan, tata susila tak diperhitungkan.Lalu dimana pula kejujuran?Yang lagi ngetrend pada saat ini adalah janji-janji, terutama janjinya  para politikus.  Ini katanya zaman krisis multi dimensi, kalau orang dulu bilang  : 
Ini zaman edan !

Dalam keadaan sulit seperti apapun, tentu ada jalan keluarnya, tidak semua orang bersifat jelek, tidak semua pemimpin  lupa diri, ada masih anak bangsa yang berkwalitas, jujur, pandai, trampil, trengginas,berani hidup sederhana, dalam perilaku dan tindakannya didasari nurani dan berkah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang . Inilah anak bangsa, satria bangsa yang mumpuni dan akan mrantasi gawe, mengentaskan bangsa dan negara ini dari keterpurukan dan membawa kekehidupan yang lebih baik , sejahtera, aman, adil dan makmur.

Kalau kita merenung dengan hening, berbicara dengan nurani, tiada  sedikit keraguan bahwasanya Budi Pekerti yang sarat dengan ajaran luhur moral dan etika dan kepasrahan kepada Tuhan, merupakan resep mujarab supaya bangsa dan negara terlepas dari segala keruwetan yang dihadapi ( 
Ngudari ruwet rentenge bangsa lan negara ). 

Krisis yang dihadapi akan ditanggulangi dengan baik bila kita semua, terutama mereka yang menjadi pemimpin, priyayi, birokrat, dengan sadar dan mantap, melaksanakan semua tindakan dengan dasar budi pekerti.

Budi Pekerti yang merupakan kearifan lokal, pada dasarnya mengandung nilai-nilai universal.
Budi Pekerti akan membangkitkan kepribadian yang berkwalitas : 
tanggap ( peka), tatag ( tahan uji), dan tanggon ( dapat diandalkan).


JagadKejawen,

Suryo S. Negoro


Sikap Kita Dalam Menjalani Kehidupan sehari-hari Agar Selaras Dengan Alam Semesta

Akhirnya, saya posting tulisan saya yang mengenai tentang bagaimana sikap kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar selaras dengan alam semesta dalam rangka menarik / mendatangkan pasangan hidup seperti yang Anda inginkan.
Kenapa Saya katakan “agar selaras dengan alam semesta”? Ya, karena cara yang sedang Saya bicarakan ini adalah dengan menggunakan hukum alam,hukum tarik menarik (Law of Attraction). Bagi Anda yang baru mendengar hal ini, atau pun sudah pernah mendengar atau membaca tapi cuek saja, sedikit informasi tentang hukum tarik menarik yang diambil dari buku The Secret oleh Rhonda Byrne bahwa:
  • Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Jadi, ketika Anda memikirkan suatu pikiran, Anda juga menarik pikiran-pikiran serupa ke diri Anda.
  • Pikiran yang anda pikirkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan anda. Apa yang paling anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup anda. Pikiran anda akan menjadi sesuatu.
  • Hukum tarik menarik adalah hukum alamHukum ini sama pentingnya dengan hukum gravitasi.
  • Tidak ada yang muncul ke pengalaman anda kecuali jika anda memanggilnya melalui pikiran yang terus menerus.
  • Atau, Anda bisa download ringkasan tentang hukum tarik menarik ini di sini.
Jadi, sebenarnya bukan hanya masalah relationship saja hukum tarik menarik ini bisa Anda gunakan, melainkan bisa untuk banyak aspek kehidupan, mulai dari hidup Anda, keuangan, kesehatan, karier dan sebagainya.
Okay, balik lagi ke masalah topik Kita.
Jadi, inti dari bagaimana sikap Kita agar selaras dengan alam adalah bahwa segala ucapan/perkataan, tindakan/perbuatan, pikiran dan yang paling penting “perasaan” Anda, harus sesuai/selaras dengan permintaan yang Anda inginkan. Contoh dalam hal ini adalah permintaan yang Anda tuliskan dalam daftar/grafik yang Anda buat pada latihan 1 dan 2 pada tulisan/posting sebelumnya.
Maksudnya begini, kalau dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari:
- Ketika Anda ditanya oleh teman atau siapa saja “kalo pacar Kamu sekarang dimana?”, jawaban Anda harus sesuai dengan keinginan Anda, tapi sebaiknya dikatakan dalam bentuk waktu sudah atau sedang. Contoh jawaban Anda “Oh, kebetulan sekarang Dia sudah kerja di Bandung.” (jika yang Anda inginkan adalah orang yang sudah kerja) Atau mungkin “Cewe’ ku sekarang masih kuliah di Surabaya, ya, 1 tahun lagi mudah-mudahan lulus.” Katakan dengan perasaan senang bahwa Anda memang benar-benar sudah mendapatkan hal seperti itu.
- Terus, Cobalah cari foto seseorang yang seseorang itu memiliki beberapa sifat atau keadaan yang mirip seperti yang Anda inginkan. Ini untuk visualisasi, Anda bisa mengatakan atau memperlihatkannya pada rekan Anda (yang memang bertanya kepada Anda) seolah-olah memang inilah pacar Saya. Katakan sifat-sifatnya, keadaannya saat ini, dan semuanya sesuai daftar/grafik yang Anda buat. Katakan juga dengan penuh rasa syukur dan yakin.
- Ketika melakukan proses ini, Anda dilarang / tidak boleh mengatakan sesuatu yang negatif dan bertolak belakang dengan keinginan Anda. Misalnya, Anda katakan “tidak tau kapan Aku nikah, calonnya saja belum ada.” Atau mungkin Anda mengatakan begini “kalo niat sih udah ada, tapi bagaimana lagi, calonnya saja belum ada”. Yang harus Anda katakan lebih baik adalah bahwa keinginan Anda sudah tercapai. Contohnya, Anda ditanya”kapan nikah?” jawabnya –misal- “ya, insyaAllah tahun depan Aku nikah.”, ditanya lagi “trus, calonnya sekarang dimana?”, Anda katakan saja “ya udah ada, cuma belum ketemu saja, gampang itu mah, tenang saja bah..!”, katakan dengan penuh keyakinan dan rasa syukur. Walaupun keadaan Anda saat ini kelihatan tidak menyenangkan, tetapi cobalah untuk membuat hati dan pikiran Anda merasa senang. Menurut ilmu hukum tarik menarik, bahwa keadaan Kita saat ini adalah cermin dari pikiran dan perasaan Kita di masa lalu, keadaan Kita saat ini adalah hasil buah pikiran dan perasaan dimasa lalu, makanya lebih baik jangan berfokus pada apa yang sedang terjadi saat ini. Jadi, kalo hidup Kita ingin menyenangkan secara nyata dimasa depan, ciptakan suasana senang / gembira sekarang juga di dalam pikiran (otak) dan perasaan (hati) Anda.
- Jalani kehidupan seperti biasa, jika suatu saat Anda bertemu/kenalan dengan seseorang, lalu setelah lama kenal (SMSan, telpon, chatting, atau ketemu, dll) Anda pikir inikah orang itu?? Lakukan apa yang harus Anda lakukan, dengarkan kata hati Anda. Lakukan dengan ikhlas, tetap optimis, berfikir positif. Hormati dan beri penghargaan yang tulus. Kita tidak tahu yang mana orang itu. Tapi, jika Anda melakukannya dengan tulus, Anda sudah spesifik membuat daftar keinginan Anda, Anda pun tahu apa yang Anda mau, maka, alam semesta akan menggerakan semuanya untuk Anda. Jika itu bukan orang nya, pasti Kita pun tiba-tiba jadi malas untuk melanjutkan usaha Kita, tiba-tiba ada kegiatan/aktivitas lain yang menghalangi Kita untuk melanjutkan perasaan Kita, tiba-tiba ada pekerjaan lain yang membuat kita jadi lupa untuk melanjutkan usaha Kita terhadap orang itu, walaupun sebenarnya jarak antara Anda dengan Orang itu masih 1 (satu) kota. Mungkin jika Anda fikir lagi, ternyata memang orang itu ada kekurangannya untuk Anda, mungkin Dia tidak sejalan/mendukung dengan cita-cita hidup Kita di masa depan. Mungkin Dia tidak sesuai dengan salah satu atau dua (2) dari keinginan Kita yang telah Kita tuliskan. Yang penting adalah Kita tetap FOKUS pada keinginan Kita, keinginan yang kita buat pada daftar/grafik spesifikasi keinginan Kita. Karena ketika alam mempertemukan Kita dengan orang yang sesuai dengan keinginan Kita, maka apapun usaha Kita akan terasa ringan, karena tugas Kita hanya mengikuti arus yang disediakan oleh alam semesta. Walaupun jarak Orang itu berada diluar kota atau mungkin diluar pulau yang jauh, pasti semuanya terasa mudah, lancar dan menggembirakan. Dan, itulah tugas alam ini, memberikan semua apa-apa keinginan Kita yang Kita FOKUSkan. Alam yang akan menggerakan semuanya, peristiwa, perbuatan dan tindakan orang-orang di sekitar Kita sehingga semuanya mendukung mewujudkan keinginan Kita. Alam akan memberikan cara yang paling baik untuk Kita, cara yang cepat dan tepat, cara yang mudah dan menggembirakan. Yang harus Kita lakukan adalah tetap berfikir dan berperasaan positif.
Okay, itu saja dulu tips dari Saya saat ini, yang paling penting dalam hal ini sekali lagi adalah semua yang Kita katakan kepada siapapun, apapun yang kita perlihatkan pada orang lain, semua yang kita rasakan dan pikirkan, harus sesuai / selaras / harmonis dengan keinginan Kita. Kita harus belajar berpura atau ber-acting jika memang hati Kita belum bisa merasakannya secara otomatis.
Semoga bermanfaat bagi Anda yang membaca tulisan ini. Kritik dan saran dapat Anda layangkan dengan meninggalkan komentar. Kita sama-sama belajar hidup. Terima kasih.
Salam Sukses!!